Bantal, Salah Satu Makanan dan Oleh-oleh Khas Lombok



Di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, mayoritas masyarakatnya gemar makan bantal. Ops, bantal di sini maksudnya bukan alas kepala untuk tidur, melainkan kue tradisional yang terbuat dari ketan. Bentuk jajanan khas ini mirip seperti bantal tidur, karena itulah dinamakan bantal.

Di bulan suci Ramadan, sebagian warga Lombok biasanya menjadikan kue bantal sebagai makanan pembuka saat berbuka puasa. Juga menjadi sajian saat tadarus Al Quran. Rasanya manis dan  pisangnya yang empuk membuat siapapun yang memakannya pasti ketagihan. 

Bantal terbuat dari ketan yang ditambahi pisang di tengahnya dan dibungkus menggunakan daun aren. Proses pembuatan kue bantal ini terbilang cukup mudah yaitu hanya dengan membuat cetakan dari daun aren berbentuk kubus, kemudian ketan dan pisang diisi kedalamnya. Setelah itu, bantal  dimasukkan ke dalam panci berisi air panas untuk dimasak.

Seiring perkembangan zaman, kue bantal saat ini tidak mudah dijumpai di Lombok. Makanan khas ini baru bisa diperoleh di sebuah desa yang terletak di Lombok Timur yaitu Desa Gapuk, Kecamatan Suralaga, Kabupaten Lombok Timur. Letaknya sekitar 50 km dari kota Mataram.

Lokasi desa ini sangat strategis, berada di pinggir jalan utama. Karena itu, wisatawan baik lokal maupun asing dapat dengan mudah menjangkau tempat penjual bantal ini.

Harga bantal terbilang cukup murah yaitu Rp 25 ribu per ikat yang berisi 30 buah bantal. Namun untuk satuan, harganya Rp 1000.

Setiap hari, lebih dari seratusan orang menyempatkan diri membeli jajanan khas ini. Bahkan tidak sedikit yang datang dari luar kota. Jamal misalnya. Warga Surabaya ini mengaku selalu membeli bantal setiap kali berkunjung ke Lombok. Bagi Jamal, bantal adalah jajanan yang lezat dan tidak ditemukan di daerah manapun.

"Enak ini, di tempat lain enggak ada, makanya selalu beli buat oleh-oleh untuk keluarga," kata dia kepada Liputan6.com, Minggu (28/6/2015). 

Keuntungan yang lumayan membuat para pedagang betah berjualan bantal selama bertahun-tahun. Bahkan turun temurun. Seperti Ani (45), warga Desa Gapuk ini mengaku telah berjualan bantal sejak masih kecil.

"Dulu bapak yang jualan, saya masih kecil ikut duduk jagain barang. Saya mulai bisa jualan sendiri sejak saya menikah. Sekarang anak saya sudah besar, sudah SMP," tutur dia.

Menurut Ani, dari berjualan kue bantal dia bisa menghidupi keluarganya dan membayar biaya sekolah anak-anaknya. "Kalau bulan puasa biasanya habis sampai 500 biji sehari. Lumayan, untungnya bisa buat beli beras dan biaya sekolah anak," ucap ibu dua anak ini. (Nrm/Sun)

http://ramadan.liputan6.com/read/2261233/bantal-jajanan-berbuka-unik-khas-lombok-timur

0 Response to "Bantal, Salah Satu Makanan dan Oleh-oleh Khas Lombok"

Posting Komentar